Wednesday 19 August 2015

Makalah Pengantar Psikologi "EMOSI"




Makalah Pengantar Psikologi

"EMOSI"




 


 FAKULTAS PSIKOLOGI
                              UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
T.A 2014/2015


EMOSI




Emosi adalah keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan, keberanian yang bersifat subjektif. Pada tahun 1899, Charles Darwin dengan penelitiannya tentang emosi manusia. Menjadikan objeknya berupa rasa takut dan emosi yang memperhatikan fungsi dari emosi terhadap hewan dan manusia. Salah satu pandangannya yang luas adalah tentang emosi yang berevolusi dari waktu ke waktu melalui seleksi alam.  (Cacioppo & others, 1999) menurut pandangan ini 2 golongan umum tentang emosi adalah kelangsungan hidup  dengan adaptasi dan seleksi alam. (Cacioppo & others, 1999) ) binatang termasuk juga manusia yang bereaksi terhadap rangsangannya  yang berbahaya  (seperti ular berbisa) dengan mengalami emosi akan mencegah rangsangan yang berbahaya dan untuk bertahan hidup. Begitu pula, hewan yang bereaksi terhadap stimulasi yang bermanfaat (seperti teman-teman dan makanan) bersama emosi positif yang ada pada diri mereka dan akan lebih mungkin untuk dapat bertahan hidup dan bereproduksi (Damasio, 2001). Jadi, emosi negatif dan emosi positif adalah kunci kita bertahan hidup .
1.      Emosi manusia dibedakan dalam dua bagian:
·         Emosi positif (emosi yang menyenangkan), yaitu emosi yang menimbulkan perasaan positif pada orang yang mengalaminya, diantaranya adalah cinta, sayang, senang, gembira, kagum, dan sebagainya.
·         Emosi negatif (emosi yang tidak menyenangkan), yaitu emosi yang menimbulkan perasaan negatif pada orang yang mengalaminya, diantaranya adalah sedih, marah, benci, takut dan sebagainya.

2.      Kemarahan dan ketakutan identik berhubungan dengan emosinal.  Ada banyak alasan untuk percaya bahwa ketakutan dan kemarahan terdapat dalam banyak variasi dari emosi yang sama. Ide ini berawal pada ‘flight or fight’ sindrom dijelaskan dalam Williams james, buku teks psikologi pertama di terbitkan pada tahun 1980. Emosi negative yang intens mempersiapkan individu untuk lari dari ketakutan atau melawan dalam  kemarahan. Dua emosi pada dasarnya identik di tingkat psikologi, tetapi banyak faktor menentukan apakah emosi akan mengalami ketakutan atau kemarahan.
3.      Hubungan cinta dengan emosinal, banyak ahli menganggap cinta berbeda dengan emosi lainnya. Memang, pengalaman cinta yang romantis sering melibatkan banyak emosi yang seluruh pada peta emosional.

3 teori emosi
penjelasan psikologis emosi membedakan unsure-unsur dasar yang sama dari pengalaman emosi:
(a) adanya situasi stimulus yang menimbulkan reaksi.
(b) adanya pengalaman sadar atau“emosi” yang kita rasakan.
(c) adanya perubahan yang terjad diotak, system saraf otonom dan kelenjar endoktrin yang menciptakan gairah fisiologis pada organ visceral.
(d) adanya kaitan perilaku yang pada umumnya menyertai emosi 
Contoh: pada  hewan yang takut, gemetar, kemudian lari.


3 teori utama mengemukakan tentang penjelasan cara kerja emosi
                
James-LangeTheory
umumnya melihat emosi  sebagai stimulus  seperti melihat seorang perampok yang membuat kita sadar, merasa takut dan sadar akan ketakutan. Bagaimanapun, William James (1890)  menyarankan bahwa unsur-unsur emosi terjadi dalam urutan yang berlawanan . Ia percaya bahwa stimulus emosional yang diarahkan (oleh pusat relay sensorik dikenal sebagai thalamus) langsung ke system limbic , yang beroperasi melalui hipotalamus dan pembagian simpatik dari sistem saraf otonom untuk mengaktifkan bagian-bagian tubuh untuk mengatasi kondisi darurat (ketegangan otot, berkeringat, peningkatan denyut jantung dan pernapasan dan sebagainya) . Sensasi dari gairah tubuh tersebut kemudian dikirim kembali ke korteks dan menghasilkan perasaan sadar akan emosi kita. Menurut James, “Kita merasa menyesal karena kita menangis, marah karena kita emosi, takut karena kita gemetar.” Beberapa tahun kemudian , ahli fisiologi Denmark Carl Lange (1922) dengan pendiriannya mengusulkan teori yang sama, sehingga dikenal sampai hari ini sebagai James-Lange Theory of  Emotion .

Saat ini terdapat bukti substansial bahwa reaksi yang diaktifkan difusi oleh sistem saraf otonom memainkan peran kunci mengenai pengalaman sadar akan emosi. Menariknya, bagian yang sangat penting dari umpan balik sensoris ini berasal dari otot wajah (Izard, 1972, 1991, 1997). Faktanya, Dari 44 otot diwajah, 40 diantaranya berfungsi semata-mata untuk ekspresi emosional dan4 lainnya untuk memuka mulut berbicara dan mengunyah.  Dalam studi klasik, individu yang diberikan kejutan listrik melaporkan lebih sedikit merasakan sakit ketika mereka diberitahukan untuk tidak membuat reaksi wajah shock daripada ketika mereka menunjukkan emosi diwajah mereka secara spontan.

TEORI CANNON BARD
Teori cannon bard. Universitas biologi walter cannon Harvard 1927. Membuktikan teori emosi alternative yang sangat berbeda dari teori emosi James-Lange. Baru-baru ini teorinya diperbaruhi oleh phillip  Bard (1934) yang dikenal sebagai teori emosi Cannon Bard. Menurut teori Cannon Bard. Informasi dari stimulus yang memperoleh emosi langsung disalurkan ke thalamus dari sana  informasi secara serentak disampaikan ke kedua korteks serebral yang memeroses pengalaman emosional ke hipotalamus dan sistem syaraf otonom, yang dimana ia menghasilan gairah psikologi yang memperpersiapkan hewan untuk bertarung, melarikan diri atau bereaksi dengan cara-cara lainnya. Menurut cannon dan bard, pengalaman emosional dan gairah psikologi pada tubuh terhadap dua simultan tapi tidak saling bergantungan terhadap suatu peristiwa.
TEORI KOGNITIF
Teori ini menyatakan bahwa interpretasi dari kejadian-kejadian di dunia luar serta stimulus dari dalam diri merupakan faktor kunci dari emosi(stres).

Teori ini berkaitan erat dengan teori Magda Arnold(1962), Albert Ellis(1962), Stanley Schachter dan Jerome Singer(1962). Berdasarkan beberapa teoritis diatas, proses interpretasi kognitif terbagi kedalam dua langkah:

1. Interpretasi stimulus dari lingkungan
2. Interpretasi stimulus dari tubuh

Step 1: interpretasi masuknya stimulus
Stress  merupakan bagian dari berbagai peristiwa positif. Tetapi stress dialami secara umum merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan. Perlu ditekankan bahwa faktor psikologis akan mempengaruhi biologis seseorang. Apa yang mempengaruhi pikiran juga akan mempengaruhi tubuh (McEwen, 1998 dalam Lahey,2009)
            Akan tetapi reaksi setiap orang terhadap stress akan sangat berbeda, yaitu :
 Ada orang yang dalam menghadapi stress juga akan disertai masalah fisik serius. Ada juga yang menghadapi stress seperti sama sekali tidak sedang mengalami apa-apa dan bahkan mungkin merasa peristiwa itu sebagai sesuatu yang menantang dan menarik (Atkinson dkk,2010).
         Stress adalah berbagai peristiwa atau keadaan yang menegangkan atau melebihi kemampuan individu untuk dihadapi/diatasi.

Bukti yang mendukung aspek dari teori kognitif telah dibuktikan oleh eksperimen dimana 4 grup mahasiswa dipertontonkan kepada sebuah film tentang operasi sunat tanpa bius yang dilakukan oleh suku Aborigin sebagai bagian dari pubertas (Speisman & others, 1964). Grup pertama menonton film tersebut tanpa soundtrack. Grup kedua mendengar soundtrack yang menekankan pada rasa sakit yang dialami anak laki-laki.Grup ketiga mendengar soundtrack yang menjelaskan tentang operasi diluar jalur yang intelektual.Grup keempat mendengar soundtrack yang tidak mementingkan operasi yang menyakitkan dengan cara membicarakn tentang hal yang tidak relevan.
Meskipun semua siswa menonton film yang sama, soundtracklah yang mempengaruhi interpretasi kognitif dari apa yang mereka lihat. Grup yang mendengar soundtrack yang menekankan pada rasa sakitnya operasi menunjukkan Gairah yang lebih besar daripada grup yang tidak mendengar soundtrack sama sekali. Soundtrack yang menekankan pada rasa sakit lebih menunjukkan interpretasi sebagai film yang menjengkelkan. Grup yang mendengar soundtrack yang tidak menekankan pada emosi alamiah dari kejadian tersebut, baik dengan cara mengintelektualkan ataupun tidak mementingkannya menunukkan gairah yang lebih sedikit. Tampaknya, interpretasi kognitif (didorong oleh soundtrack) mengubah arti emosional dari film secara luas.


DAFTAR PUSTAKA
Lahey, B. Benjamin; 2012; Psychology  An Introduction; New York; McGraw-Hill






No comments:

Post a Comment